Bagian 1: Pola pikir

 

1. Math of Life

Tidak semua orang menyadari bahwa dirinya memiliki modal yang sama untuk menjadi orang sukses dan bahagia dengan hidupnya. Apa yang terjadi dengan diri kita hari ini adalah hasil dari bagaimana kita menggunakan modal yang kita miliki di masa lalu dan apa yang akan terjadi di masa depan akan menjadi hasil dari apa yang kita lakukan hari ini. 

Terlepas dari status dan situasi ekonominya, semua orang memiliki modal yang sama, tetapi akan memiliki hasil akhir yang berbeda. Modal itu lebih berharga dari harta apa pun di dunia ini karena modal yang kita keluarkan tidak akan pernah bisa didapatkan kembali dan modal itu adalah WAKTU. Semua orang memiliki waktu yang sama dalam hidupnya, 24 jam sehari.

Kami ingin mengajak Anda untuk melakukan simulasi sederhana mengenai perhitungan hidup untuk melihat bagaimana kita menggunakan waktu yang kita miliki dan seberapa besar kita memegang kendali terhadap hidup kita selama ini. Untuk mempermudah perhitungan, terlebih dahulu kita membagi waktu yang kita miliki menjadi beberapa bagian. Tentunya detail aktivitas setiap orang berbeda-beda sehingga kita akan membagi waktu tersebut dalam cakupan yang lebih besar tetapi memiliki prinsip penggunaan waktu yang sama.

1. Beristirahat

Supaya tubuh kita berfungsi sebagaimana mestinya dan bisa kita gunakan untuk menunjang rutinitas kita setiap hari untuk bertahan hidup, kita memerlukan tidur yang cukup. Tidur memperkuat pikiran, memulihkan tubuh, dan membentengi hampir setiap sistem dalam tubuh. Waktu tidur yang dibutuhkan bagi orang dewasa adalah 7-9 jam (https://hiji.link/sleepinghours), kita ambil rata-ratanya 8 jam.

2. Rutinitas Pribadi

Setiap orang memerlukan waktu untuk merawat dirinya sendiri atau untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup yang tidak bisa ditawar setiap harinya, seperti makan, mandi, buang hajat, bersembahyang, berdandan, dan rutinitas pribadi lainnya. Silakan Anda hitung sendiri waktu yang Anda habiskan setiap harinya untuk melakukan rutinitas pribadi Anda, setidaknya Anda memerlukan rata-rata waktu 4 jam untuk melakukannya. 

3. Bekerja

Definisi bekerja di sini tidak memiliki arti sempit yang diartikan sebagai profesi pekerjaan atau kegiatan untuk memiliki penghasilan. Sebagai manusia dewasa, kita memiliki kewajiban yang harus kita lakukan, baik itu bekerja di perusahaan, berwirausaha atau menjadi seorang ibu rumah tangga. 

Bekerja di sini kita artikan sebagai kegiatan apa pun yang akan kita lakukan sampai kita tutup usia, terlepas dari kegiatan tersebut menghasilkan uang untuk kita atau pun tidak. Setiap orang akan memainkan suatu peran dalam hidupnya dan harus melakukan pekerjaan sesuai dengan perannya. 

Seorang ibu rumah tangga adalah wanita yang sangat luar biasa karena harus menghabiskan seluruh waktunya untuk menjalankan peran ini. Untuk mempermudah perhitungan, kita gunakan referensi orang yang bekerja di suatu perusahaan dengan standar waktu kerja 8 jam per hari.

4. Mobilitas dan Sosialisasi

Bagian terakhir yang akan kita hitung adalah waktu untuk untuk bergerak dan bersosialisasi. Terkait dengan poin 3 di atas, setidaknya orang yang bekerja di suatu perusahaan harus melakukan perjalanan ke tempat kerjanya dan kembali pulang ke tempat tinggalnya. 

Ada yang memerlukan waktu 30 menit – 2 jam untuk satu kali perjalanan, tergantung pada jaraknya. Kita gunakan saja rata-rata waktu tempuhnya 1 jam untuk melakukan satu kali perjalanan sehingga dalam sehari kita memerlukan waktu 2 jam untuk melakukan perjalanan pulang dan pergi.

Selain itu sebagai makhluk sosial, kita harus berinteraksi dengan orang-orang di sekeliling kita, baik secara tatap muka langsung maupun tidak langsung di dunia maya. Kita hitung saja 2 jam setiap hari di luar waktu bekerja sebagai waktu minimumnya (meskipun kita tahu kita menghabiskan waktu lebih untuk hal ini).

Dengan perhitungan di atas kita sudah menggunakan waktu kita selama 24 jam dengan rincian waktu berikut:

  • 8 jam untuk beristirahat
  • 4 jam untuk rutinitas pribadi
  • 8 jam untuk bekerja
  • 4 jam untuk mobilitas dan sosialisasi

Sekali lagi, terlepas dari detail rutinitas setiap orang, kita gunakan rujukan di atas sebagai acuan kegiatan dan pembagian waktu yang kita kenal dari apa yang kita dan orang-orang di sekeliling kita lakukan.

Sekarang mari kita lihat perhitungan sederhananya. Untuk mempermudah perhitungan, anggap saja usia kita saat ini adalah 24 tahun dan baru selesai kuliah. Tentunya jika Anda berusia lebih muda, Anda akan memiliki waktu tambahan dari perhitungan yang akan kita lakukan dan bagi yang berusia di atas 24 tahun, angka-angka yang nantinya kita hitung akan memotivasi Anda untuk segera melakukan sesuatu.

Anggap saja rujukan angka harapan hidup yang akan kita gunakan adalah 72 tahun untuk mempermudah perhitungan. Untuk melihat rincian data dari Badan Pusat Statistik, silakan kunjungi laman ini: https://hiji.link/angkaharapanhidup 

Silakan lihat ilustrasi berikut ini beserta penjelasannya:

Jika saat ini Anda berusia 24 tahun, maka sisa waktu hidup Anda tinggal 48 tahun lagi untuk mencapai umur 72 tahun. Mengingat setengah dari waktu yang ada akan Anda gunakan untuk beristirahat dan melakukan rutinitas pribadi (12 jam), artinya Anda akan menghabiskan 24 tahun lainnya untuk bekerja, bersosialisasi, dan melakukan perjalanan. 

Dari perhitungan ini, seseorang yang memiliki sisa waktu 48 tahun dalam hidupnya hanya akan bisa menikmati Masa Produktif dalam hidupnya menggunakan setengah dari waktu yang ada. Berapa usia Anda saat ini dan, berapa lama waktu yang Anda miliki jika Anda hidup sampai 72 tahun?

Apakah Anda masih berpikir bahwa pekerjaan adalah bagian terpisah dari kehidupan Anda, di mana Anda hanya “merasa hidup” pada hari libur, hari raya, dan akhir pekan di saat Anda tidak harus bekerja? Ataukah Anda mau mengubah pandangan hidup Anda bahwa bekerja adalah karunia Tuhan yang dapat membawa kebaikan dalam hidup kita dan orang-orang di sekeliling kita, bagian penting dari kehidupan yang memberikan kita tujuan hidup dan kepuasan? 

Keputusan ada di tangan kita untuk menunda kebahagiaan di masa tua nanti atau merasakannya sekarang dan menyadari bahwa kebahagiaan yang sebenarnya bisa kita nikmati detik ini dengan menjalani kehidupan serta pekerjaan kita yang penuh tantangan secara sukacita. 

Kebahagian tidak diukur dengan berapa banyak uang yang bisa kita kumpulkan atau habiskan semasa hidup kita, tetapi menemukan bagaimana kita bisa menikmati setiap detik dalam hidup kita menjalani kehidupan sesuai dengan pilihan kita yang tidak akan pernah kita sesali sedetik pun, terlepas dari kondisi ekonomi atau status sosial kita di mata orang lain. 

Jadi, buatlah keputusan saat ini juga, tetapi putuskanlah dengan bijaksana!


Anda harus menjawab semua pertanyaan berikut ini untuk bisa lanjut ke materi berikutnya.

Nama
1. Apakah Anda sudah menjalani kehidupan yang benar-benar Anda inginkan? Jelaskan.
2. Apa ukuran kesuksesan yang Anda inginkan tanpa membandingkannya dengan kesuksesan orang lain?
3. Apakah Anda sudah menemukan jawaban dari pertanyaan “mengapa Anda melakukan apa yang Anda lakukan? Jelaskan.

 

2. Mengenali Mentalitas Pemenang (Victor) dan Korban (Victim)

Mentalitas Pemenang (victor) adalah cara berpikir kritis melihat ke dalam diri sendiri untuk mencapai tujuan yang diinginkan karena memiliki rasa kepemilikan dan kendali diri serta menerima tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi pada dirinya sendiri.

Mentalitas Korban (victim) adalah cara berpikir yang berfokus pada menyalahkan orang lain, mencari-cari alasan, dan menyangkal segala sesuatu yang terjadi kepada dirinya jika ada yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Ciri-ciri kedua mentalitas tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Biasanya orang yang bermental victim akan mencari sesuatu atau orang lain untuk disalahkan saat terjadi masalah, namun orang yang bermental victor akan berfokus pada penyelesaian masalah dan tidak menyalahkan apa pun dan siapa pun. 
  2. Orang bermental victim selalu khawatir dan pesimis mengenai masa depan mereka, sedangkan orang orang bermental victor akan selalu membuat rencana yang bisa dieksekusi untuk merealisasikan masa depan mereka dan selalu optimis. 
  3. Orang bermental victim selalu mencari-cari alasan ketika tidak bisa memenuhi janjinya, sedangkan orang bermental victor selalu mencari cara untuk memastikan dirinya bisa memenuhi janji.
  4. Orang bermental victim selalu takut akan perubahan karena menimbulkan ketidaknyamanan, namun orang bermental victor selalu menyambut perubahan dengan antusias sekalipun menimbulkan ketidaknyamanan.
  5. Orang bermental victim memandang dirinya sebagai orang yang tidak mampu melakukan sesuatu, sedangkan orang bermental victor memandang dirinya sebagai orang yang mau melakukan sesuatu terlepas dari hasil akhirnya.

Sebagai Instruktur yang memiliki tanggung jawab untuk mengajar, melatih, dan membimbing Murid, Instruktur harus memiliki mentalitas pemenang karena hanya dengan mentalitas inilah seorang Instruktur akan mampu membantu Murid melewati proses belajar yang sulit sampai akhirnya Murid berhasil mencapai tujuannya.

This quiz is for logged in users only.


3. Fixed & Growth Mindset

Pola pikir adalah cara berpikir yang memengaruhi seseorang dalam berpikir, merasa, dan berperilaku. Secara umum, ada dua jenis pola pikir yaitu Pola Pikir Tetap (Fixed Mindset) dan Pola Pikir Berkembang (Growth Mindset). Seseorang yang memiliki Pola Pikir Tetap percaya bahwa kemampuan (kecerdasan dan bakat) yang dimilikinya merupakan bawaan lahir, tetap, tidak bisa diubah maupun dikembangkan. Sedangkan seseorang yang memiliki Pola Pikir Berkembang percaya bahwa kemampuan yang dimilikinya masih bisa diubah dan dapat berkembang melalui latihan yang dilakukan secara konsisten. 

Orang-orang dengan Pola Pikir Tetap selalu berpikir bahwa mereka hanya bisa menerima keadaan dan kondisi kehidupan mereka apa adanya serta tidak percaya bahwa mereka bisa mengubah hidup mereka menjadi lebih baik dan sukses. Orang-orang dengan Pola Pikir Berkembang selalu berpikir bahwa mereka bisa mengubah kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan belajar dan bekerja keras serta melihat kegagalan sebagai hal yang penting menuju kesuksesan. 

Sebagai Instruktur yang memiliki tanggung jawab untuk mengajar, melatih, dan membimbing Murid, Instruktur harus memiliki Pola Pikir Berkembang supaya bisa memahami kebutuhan Murid dan membantu Murid mencapai tujuan belajarnya. Instruktur yang memiliki Pola Pikir Berkembang akan lebih tahan terhadap berbagai kesulitan yang dihadapinya sedangkan Instruktur yang memiliki Pola Pikir Tetap akan cepat menyerah ketika menghadapi kesulitan di dalam proses pembelajaran.

This quiz is for logged in users only.


4. FROM Comfort ZONE to Growth Zone

Kita pasti memiliki keinginan untuk bisa mencapai tujuan dan meraih kesuksesan yang akan memberikan kita kebahagiaan dan kepuasan hidup. Namun untuk mencapai kesuksesan tersebut tidaklah mudah dan ternyata tidak semua orang bisa mencapai kesuksesan itu karena tidak semua orang mau melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk mencapai tujuannya. 

Kebanyakan dari kita hanya “menginginkan” sesuatu tanpa mau membayar harganya (usaha). Hal ini terjadi karena kita memiliki Pola Pikir Tetap yang membuat kita beranggapan bahwa keterbatasan yang kita miliki tidak akan bisa diubah. Sedangkan untuk bisa mencapai tujuan yang kita inginkan, kita harus memiliki Pola Pikir Berkembang dan mengetahui di mana keberadaan kita dalam proses pertumbuhan diri yang kita miliki. 

Untuk mengetahui keberadaan pertumbuhan diri, kita harus mengenal tahapannya. Berikut ini adalah tahapan menuju Zona Pertumbuhan:

Zona Nyaman

“Saya senang dengan keadaan saya saat ini, jadi mengapa harus repot melakukan perubahan?”

Kita semua pernah mendengar istilah Zona Nyaman (Comfort Zone), tetapi masih banyak orang yang belum memahami atau menyadari ketika dirinya berada di Zona Nyaman. Zona Nyaman yang kita alami adalah hasil dari keyakinan kita yang disebabkan oleh apa yang kita alami saat kita tumbuh dewasa dan merupakan hasil dari apa yang kita lihat di sekitar kita.

Zona Nyaman adalah keadaan psikologis di mana kita merasa sudah terbiasa dengan suatu kondisi/situasi, merasa nyaman, dan aman karena kita mengetahui apa yang akan terjadi dalam kondisi/situasi tersebut, dan kita tidak memiliki tekanan apa pun untuk mengalami kondisi/situasi baru. 

Ini adalah zona di mana tidak ada hal baru yang terjadi. Zona Nyaman akan membuat kita terlena karena minimnya atau tidak adanya tekanan positif yang bisa membuat kita berkembang  mencapai potensi terbaik yang kita miliki.

Zona Ketakutan

Setelah kita membuat keputusan untuk meninggalkan Zona Nyaman, kita akan mencapai zona yang tidak diketahui. Ini adalah Zona Ketakutan (Fear Zone). Untuk bisa keluar dari zona ini dan berkembang dengan sukses, kita harus belajar melihat kegagalan sebagai sebuah tahapan penting menuju kesuksesan. 

Apa sebenarnya yang menahan kita? Sederhananya – ketakutan. Rasa takut adalah satu-satunya hal yang menahan kita untuk melakukan sesuatu. Ketakutan menghentikan kita untuk meninggalkan Zona Nyaman dan mencegah kita untuk pindah ke Zona Belajar. 

Di Zona Ketakutan, kita merasa kurang percaya diri. Pendapat orang lain dapat mempengaruhi pikiran kita. Lebih buruk lagi, pendapat mereka mungkin membuat kita putus asa. Namun demikian, jika kita ingin maju dan mencapai Zona Pertumbuhan, kita harus berhenti sejenak dan memikirkan apa yang sedang kita lakukan, serta menjawab pertanyaan “mengapa kita harus melakukan apa yang kita lakukan” supaya kita bisa keluar dari Zona Ketakutan dan memasuki Zona Belajar.

Perjalanan kita untuk bisa melewati Zona Ketakutan akan memerlukan waktu. Namun saat kita memberanikan diri untuk mengatasi rasa takut, kita akan belajar bagaimana menghadapi kondisi/situasi baru yang sedang kita hadapi sehingga tanpa kita sadari, kita sedang mempelajari keterampilan baru yang akan membuat kita bertumbuh. 

Untuk bisa mengatasi rasa takut, kita harus mengenali rasa takut itu dan tidak menghindarinya. Jika kita mampu mengenali rasa takut yang kita alami dan kemudian mencari solusi untuk mengatasinya, maka kita akan menemukan cara untuk mengatasi rasa takut itu. Dengan menantang batasan yang kita miliki untuk mencari solusi, kita akan mempelajari banyak hal baru untuk mengatasi tekanan yang kita hadapi. 

Zona Belajar

Saat kita berada di Zona Belajar (Learning Growth), kita akan menyadari peluang yang tersedia untuk kita dan kita akan membuat keputusan untuk menghadapi tantangan dan masalah yang kita hadapi. Kita akan mempelajari keterampilan baru, tetapi itu memerlukan komitmen untuk menjadi seorang pemelajar di sepanjang hidup kita. Untuk bisa menjadi seorang pemelajar, kita harus mau menukar waktu yang kita miliki untuk belajar seperti, membaca buku, menonton konten video yang mendidik, dan akan lebih baik lagi jika kita mendapatkan bimbingan dari seorang mentor.

Zona Pertumbuhan

Zona Pertumbuhan (Growth Zone) adalah zona di mana kita dapat mencapai kesuksesan yang kita inginkan. Ini adalah zona di mana kita akan mencapai tujuan utama kita dan menentukan tujuan baru yang lebih ambisius. Kebanyakan orang sukses telah melakukan perjalanan ini dan telah mengambil risiko meninggalkan Zona Nyaman mereka.

Semua orang sukses yang sudah mencapai Zona Pertumbuhan memiliki satu persamaan, mereka adalah pemelajar sejati. Bagi mereka, belajar adalah sebuah kebutuhan dan gaya hidup bukan pekerjaan atau keharusan. Melalui ketekunan, kita pun bisa mencapai Zona Pertumbuhan dan bisa mewujudkan impian dan mencapai tujuan kita. 

Pertumbuhan adalah adalah bagian dari kita, semua yang kita lakukan dan yang kita alami. Bahkan di saat kita bermalas-malasan pun, tubuh kita menghasilkan jutaan sel setiap hari untuk menggantikan sel-sel yang sudah mati.

Mari kita lihat beberapa contoh sederhana bagaimana kita bertumbuh secara alami dan keluar dari Zona Nyaman dalam kehidupan kita:

  • Ketika kita masih kanak-kanak dan hanya tahu dunia bermain, kemudian kita harus keluar dari Zona Nyaman karena harus pergi ke sekolah.
  • Ketika kita sudah betah tinggal di suatu tempat tetapi karena suatu kondisi kita harus pindah tempat tinggal, kita dipaksa untuk keluar dari Zona Nyaman dan seiring berjalannya waktu kita pun mampu beradaptasi dan melewati semua itu.
  • Ketika kita nyaman tinggal bersama orang tua dan dikelilingi banyak teman, kemudian kita harus harus bekerja dan mulai hidup mandiri, serta harus meninggalkan keluarga atau teman yang kita miliki, kita harus keluar dari Zona Nyaman yang kita miliki. 
  • Ketika kita harus bekerjasama di tempat kerja dengan orang-orang yang tidak kita sukai tetapi kita membutuhkan keberadaan mereka untuk menunjang pekerjaan kita, lagi-lagi kita harus mampu keluar dari Zona Nyaman kita.

Dari semua contoh di atas, kita bisa melihat  bahwa perubahan situasi itu adalah sesuatu yang pasti dalam hidup kita dan setiap perubahan itu melibatkan ketidaknyamanan dan stres. Kebanyakan orang memandang stres sebagai sesuatu yang negatif dan berbahaya, tetapi dalam beberapa situasi, stres dapat bersifat adaptif dan membantu. 

Stres adalah respons fisiologis dan psikologis normal seseorang sebagai respons terhadap keadaan orang tersebut. Eustress adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan stres yang positif, memotivasi, dan meningkatkan kinerja sementara Distress didefinisikan sebagai stres negatif dan berlebihan yang mengganggu kinerja.

Terlepas apakah kita menyadarinya atau tidak, ini adalah siklus kehidupan yang tidak akan pernah berhenti selama kita hidup di dunia. Meskipun terasa berat, sulit, dan melelahkan, kita pun harus menyadari bahwa pada akhirnya kita akan bisa melewati semua kesulitan yang kita hadapi jika kita menyadarinya dan mau melakukan sesuatu untuk menghadapinya.

Hidup adalah pertumbuhan.

Jika kita berhenti bertumbuh, baik secara fisik maupun spiritual, kita seperti sudah mati.

-Morihei Ueshiba

 

Masukkan jawaban Anda atas pertanyaan-pertanyaan berikut ke dalam SLT Narration untuk topik From Comfort Zone to Growth Zone!

  1. Menurut Anda, di manakah tahap pertumbuhan Anda saat ini?
  2. Mengapa Anda berpikir demikian?
  3. Apa bukti yang bisa mendukung pernyataan Anda?